Senin, 16 Juli 2012

Routing Static & Routing Dinamic


Istilah routing dapat diartikan tugas / proses untuk menentukan path/rute yang akan dilewati oleh paket yang ingin dikirim ke suatu tujuan alamat network. Proses routing bekerja pada Layer 3 OSI dan dalam menentukan lewat rute mana paket akan dilewat kan dapat secara Static Routing maupun Dynamic Routing.
1.      Static Routing
Static routing merupakan rute yang secara manual dimasukkan oleh sang Administrator kedalam konfigurasi devices untuk mendefinisikan lewat interface mana sebuah paket dengan suatu tujuan akan dilewatkan.
apa yang di defenisikan dalam static routing ?
·         Network tujuan.
·         Subnet Mask.
·         Gateway atau interface yang di tunjuk untuk melewati packet tersebut.
·         Metric (digunakan untuk membandingkan tingkat kredibilitas suatu path bila terdapat lebih dari 1 rute untuk suatu destination yang sama).
Pada sistem operasi windows kita dapat mendefinisikan static routing dengan perintah “route ADD  <network tujuan> MASK <network mask> <gateway> METRIC <metric value >  IF <interface number> untuk bisa melihat routing static yang terdapat pada komputer kita dengan mengetikan perintah “route print” pada command prompt atau kita juga bisa memasukan perintah route /? untuk melihat available command untuk perintah route.
Static routing ini juga dapat digunakan paka komputer server yang mempunyai lebih dari satu Network Interface Card (NIC), dimana server tersebut terhubung ke  network segment yang berbeda. Pada router cisco, static routing dapat didefinisikan dengan perintah : ip route <network_tujuan> <subnet_mask> <gateway> name <deskripsi>.
Static routing merupakan bentuk yang simple dari routing, tapi diperlukan proses manual dalam mendefine static routing tersebut ke perangkat jaringan.
static routing digunakan pada network yang hanya mempunya sedikit perangkat dan sifat rute nya tetap (sangat jarang untuk berubah). Static routing juga tidak dapat menangani perpindahan rute secara otomatis bila rute yang didefinisikan sebelumnya mengalami kegagalan jaringan ( link failure) . Perpindahan rute ini tidak bisa otomatis dikarenakan sang administrator harus mengkonfigur lagi secara manual untuk mengupdate konfigurasi dengan rute yang baru.
Keuntungan dari Static Routing adalah dari segi konsumsi memory, static routing mengkonsumsi sangat kecil dari memory router. Jadi kesimpulannya routing static tidak cocok untuk network yang perangkatnya cukup lumayan banyak dan diinginkan perubahan rute dapat dilakukan otomatis oleh perangkat jaringan bila terjadi link failure.

2.      Dynamic Routing
Merupakan Routing yang bekerja secara dinamis dan otomatis oleh suatu software Routing yang berjalan pada suatu perangkat (umum nya Router). kenapa dinamis, karena dengan dynamic routing protocol yang berjalan, router akan dapat menentukan secara otomatis lewat mana suatu paket dengan sebuah tujuan akan dikirimkan. dan apabila terjadi kegagalan jaringan pada suatu link, router secara otomatis akan memindahkan traffic melewati link yang tidak mengalami gangguan (backup link) dan akan secara otomatis menginformasikan ke router-router lain nya dalam satu domain bahwa telah terjadi perubahan routing dan router yang terkait perubahan routing tersebut akan otomatis melakukan update routing.
Mengapa bisa otomatis ? dikarenakan router-router yang menjalan kan dynamic routing protocol tersebut saling mempelajari rute dan semua perangkat yang terkonek langsung (directly connected ). Selanjuat nya router akan mempelajari route-route yang ada di Router Tetangga nya (Neighbor Router) yang dimana menjalanan routing protocol yang sama . Singkat nya, informasi yang di kumpulkan dan dipelajari dari router-router tetangganya ini akan membentuk routing-table dimana akan menunjukkan rute terbaik “best-route” untuk mencapai suatu network.
Lalu Dynamic routing protocol ini akan mengirimkan informasi mengenai ‘best-route” ke router yang menjadi tetangganya, dan router tetangga tersebut akan menginformasikan kembali ke tetangga lainnya sampai  semua router dalam domain yang sama saling mengetahui rute-rute untuk mencapai dari suatu network ke network lainnya.
Pada Dynamic Routing router-router dalam sebuah domain yang sama dapat beradaptasi bila terjadi perubahan topology, perangkat problem ataupun terjadinya link failure dengan merubah rute dan melakukan routing update secara otomatis. Jadi router-router akan merespon secara otomatis untuk merutekan paket dari suatu network ke network yang lainnya dan akan beradaptasi bila terjadi link failure, semua itu dapa tercapai bila kondisi “tau-sama-tau” telah tercapai pada seluruh router yang ada dalam domain yang sama. kondisi “tau-sama-tau” ini lebih dikenal dengan istilah convergence.
Contoh dari Dynamic routing protocol : RIP , OSPF, EIGRP, ISIS, BGP

Berikut ini tabel perbedaan yang spesifik untuk kedua jenis routing:

Routing Statik
Routing Dinamik
Berfungsi pada protocol IP
Berfungsi pada inter-routing protocol
Router tidak dapat membagi informasi routing
Router membagi informasi routing secara otomatis
Routing table dibuat dan dihapus secara manual
Routing table dibuat dan dihapus secara otomatis
Tidak menggunakan routig protocol
Terdapat routing protocol, seperti RIP atau OSPF
Microsoft mendukung multihomed system seperti router
Microsoft mendukung RIP untuk IP dan IPX/SPX

Tidak ada komentar:

Posting Komentar